A. Pengertian Iman kepada
Kitab-Kitab Allah SWT.
Sebelum
membahas tentang kitab-kitab Allah SWT terlebih dahulu kita jelaskan tentang
pengertian kita dan suhuf. Kitab adalah wahyu Allah SWT yang di sampaikan
kepada para rasulnya untuk di ajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan
pedoman hidupnya. Sedangkan yang di maksud Suhuf ialah wahyu Allah SWT yang di
sampaikan kepada para rasul, merupakan dasar atau nasihat secara umum tetapi
tidak wajib disampaikan atau di ajarkan kepada umat manusia. Suhuf dapat
diartikan sebagai lembaran-lembaran yang tertulis.
Beriman kepada
kitab-kitab Allah SWT berarti mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabnya kepada rasul yang berisi wahyu
untuk disampaikan dan di ajarkan kepada umat manusia.
Beriman kepada
kitab-kitab Allah SWT merupakan rukun iman yang ke tiga. Umat islam wajib
percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab yang telah
diturunkan Allah SWT kepada para rasulnya itu pasti benar.
Firman Allah
SWT :
“Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian,
Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An nissa: 136)
Kitab-kitab
yang dimaksud dalam ayat di atas berisi peraturan, ketentuan, perintah, dan
larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan
agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kitab-kitab Allah SWT
diturunkan pada masa berlainan, namun di dalamnya terkandung ajaran yang sama,
yaitu ajaran tauhid atau ajaran tentang keesaan Allah SWT. Yang berbeda
hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada
waktu itu.
B. Nama-Nama Kitab Allah dan Rasul yang
Menerimanya.
Diantara
kitab-kitab Allah SWT yang wajib kita imani ada 4, yaitu :
1. Kitab Taurat
Kitab Taurat
di wahyukan kepada Nabi Musa a.s di bukit Tursina (Mesir) sekitar abad 12 SM.
Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang akidah (tauhid) dan hukum-hukum
syariat.
Firman Allah
SWT :
“Sesungguhnya
Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh
nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan
pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab
Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut
kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar
ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan
menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang
kafir.” (QS Al maidah : 44)
2. Kitab Injil
Kitab Injil
diwahyukan Allah SWT kepada nabi Isa a.s sekitar abad pertama masehi di daerah
Yarussalem (Israel). Pokok ajaran kitab Injil sama dengan kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya, namun sebagian menghapus hukum-hukum yang tertera dalam
kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zaman itu sehingga kitab Injil asli tidak
di ketahui lagi keberadaannya.
Firman Allah
SWT :
“Dan Kami
iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan
kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Al
maidah : 46)
3. Kitab Zabur
Kitab Zabur di
wahyukan Allah SWT kepada Nabi Daud a.s sekitar abad ke 10 SM di daerah
Yarussalem (Israel). Pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang zikir, nasihat dan
hikmah, tidak memuat hukum-hukum syariat. Kitab Zabur merupakan petunjuk bagi
umat nabi Daud a.s agar bertauhid kepada Allah SWT.
Firman Allah
SWT :
“Dan Tuhan-mu
lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. dan Sesungguhnya telah
Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami
berikan Zabur kepada Daud.” (QS Al isra : 55).
4. Kitab Al Qur’an
Al Qur’an
diwahyukan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW pada abad ke 6 Masehi, di dua
kota. Yaitu kota Mekah dan Madinah (Arab Saudi). Al qur’an membahas tentang
akidah, hukum-hukum syariat dan muamalat. Sebagian isinya menghapus sebagian
syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum
syariat yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Al qur’an
merupakan kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa, berlaku bagi seluruh
umat manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam
menjalankan kehidupan di dunia agar tercapai kebahagiaan di akhirat. Oleh
karena itu, sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama sekali.
Al qur’an
secara bahasa berarti bacaan atau yang dibaca. Sedangkan dalam istilah Al
qur’an berarti wahyu Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui
malaikan jibril untuk di sampaikan kepada manusia sebagai pedoman hidup dan
yang membacanya termasuk ibadah.
Nama-nama lain
dari Al qur’an
Al kitab yang
artinya tulisan
Al furqon yang
artinya pembeda.
Al huda yang
artinya petunjuk.
Adz Dzikir
yang artinya peringatan
Firman Allah
SWT :
“Kitab (Al
qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”
(QS Al baqarah :2).
Selain 4 kitab
tersebut, Allah SWT juga telah menurunkan suhuf. Suhuf berasal dari kata
Shahifah, yang artinya lembaran wahyu Allah SWT. Suhuf yang di turunkan kepada
nabi ada 100 suhuf.
Di antara
nabi-nabi yang menerima suhuf adalah sebagai berikut..
Nabi Syis a.s
menerima sebanyak 50 suhuf
Nabi Idris a.s
menerima sebanyak 30 sehuf
Nabi Ibrahim
a.s menerima sebanyak 10 suhuf
Nabi Musa a.s
menerima sebanyak 10 suhuf
Dari para nabi
yang menerima suhuf tersebut, nabi Musa a.s selain menerima suhuf juga menerima
kitab Taurat. Dan suhuf itu disatukan kedalam kitab Taurat.
Firman Allah
SWT : “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu,
(yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa.” (QS Al A’la : 18-19).
C. Al Qur’an sebagai Kitab Suci Umat Islam.
Al qur’an di
turunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikan Jibril itu tidak
sekaligus, melainkan berangsur-angsur yang waktu turunnya selama 22 tahun, 2
bulan, 22 hari. Terdiri dari 30 Juz, 114 Surah, 6.666 ayat, 74.437 kalimat, dan
325.345 huruf. Turunnya Al qur’an disebut Nuzulul Qur’an. Wahyu pertama berupa
surah Al Alaq ayat 1-5 di turunkan pada malam tanggal 17 Ramadhan tahun 610 M
di gua Hira ketika nabi Muhammad SAW sedang berkhalwat (bersemedi). Pada saat
itu pula nabi Muhammad SAW dinobatkan sebagai rasul atau utusan Allah SWT untuk
menyampaikan risalahnya kepada seluruh umat pada usia 40 tahun. Sedangkan ayat
yang terakhir turun adalah surah Al maidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal
9 Dzulhijah tahun ke 10 Hijriah di padang Arafah ketika beliau sedang
menunaikan ibadah haji wada (haji perpisahan), karena beberapa hari setelah
menerima wahyu tersebut nabi Muhammad SAW wafat.
Al qur’an
sebagai kitab suci yang terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya oleh
Allah SWT sampai akhir zaman. Sebagaimana di jelaskan dalam firman Allah SWT
berikut ini.
“Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al qur’an, dan Sesungguhnya
Kami
benar-benar memeliharanya.” (QS Al Hijr : 9)
Dalam ayat lain
juga di jelaskan bahwa Al qur’an terjamin kebenarannya dan dapat di pertanggung
jawabkan kemurniannya, terhindar dari unsure-unsur pemalsuan. Terkait dengan
hal itu, Allah SWT berfirman dalam Al qur’an surah Al isra berikut.
Katakanlah:
“Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia,
Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”. (QS Al
Israa’ : 88)
Dalam
kehiduapan sehari-hari, banyak problema kehidupan yang tidak dapat di atasi
oleh manusia karena sikap mereka. Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa di
ketahui cara pengobatannya, terjadinya bencana tidak di sangka-sangka,
terjadinya gejolak sosial, dan sebagainya. Semua itu merupakan dampak sikap
manusia yang meninggalkan Al qur’an.
Sebagai kitab
suci umat muslim, Al qur’an memiliki beberapa keutamaan dan keistimewaan
disbanding kitab-kitab yang di turunkan sebelumnya. Keutamaan kitab suci Al
qur’an tersebut antara lain sebagai berikut.
Al qur’an
memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan sempurna, berlaku sepanjang
masa, berlaku untuk selurh umat manusia tanpa pembatas antara suku, bangsa, dan
umat atau kalangan tertentu. Kelengkapan dan kemurnian kitab suci Al qur’an
mendapat jaminan dari Allah SWT.
Al qur’an
tidak akan pernah bisa dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin
menyimpangkannya karena Allah SWT sendiri yang menjaganya. Al qur’an merupakan
sumber ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti dengan adanya penemuan baru hasil
reset ilmu pengetahuan modern yang membenarkan pernyataan-pernyataan dalam Al
qur’an, seperti penciptaan manusia dan alam semesta. Al qur’an mengandung ilmu
pengetahuan yang tinggi dan luas, sehingga setiap muslim yang sungguh-sungguh
mempelajari dan mengamalkan isinya akan di angkat oleh Allah derajatnya. Al
qur’an mengandung semua hokum yang sesuai dengan perkembangan zaman dan berlaku
sepanjang masa, seperti akidah, fikih, akhlak, muamalah (pergaulan), dan tarikh
(sejarah).
Masih banyak
keutamaan dan keistimewaan Al qur’an yang terus menerus di peroleh manusia
seiring dengan kemajuan Iptek saat ini. Oleh karena itu, sebagai kitab suci
umat islam, kita harus berusaha mempelajari mengkaji Al qur’an dengan
sungguh-sungguh. Insya Allah akan diperoleh berbagai keuntungan untuk hidup di dunia
dan di akhirat. Karena dengan hanya membaca saja sudah merupakan ibadah kepada
Allah SWT. Jika kita dapat memahami dan mengamalkannya. Dengan membaca,
mempelajari, dan menggali isi kandungan ilmu pengetahuan yang ada dalam Al
qur’an, akan menghilangkan kegelisahan batin, bahkan penyakit jiwa yang erat
kaitannya dengan penyakit jasmani. Dengan demikian, selaku muslim haruslah
menjadikan Al qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup ini, dan jangan
berpedoman pada yang lainnya. Insya Allah berbagai persoalan dapat teratasi dan
mendapat ridho Allah SWT.
D. Fungsi Beriman kepada Kitab-Kitab Allah SWT.
Setiap
kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan kepada para nabi dan rasul adalah sebagai
petunjuk bagi umat manusia. Kita sebagai kaum muslim mengimani dan meyakini
semua kitab yang telah di turunkan Allah SWT. Sehingga dapat berfungsi dalam
kehidupan kita sehari-hari, diantaranya sebagai berikut. Mempertebal keimanan
kepada Allah SWT. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat
dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu
menjawab semua permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang
tampak maupun yang gaib.
Memperkuat keyakinan seseorang terhadap
tugas Nabi Muhammad SAW karena dengan meyakini semua kitab Allah SWT maka akan
percaya terhadap kebenarana Al qur’an dan ajaran yang di bawa oleh nabi
Muhammad SAW.Menambah ilmu pengetahuan. Karena dalam semua kitab Allah SWT,
disamping berisi tentang perintah dan larangan Allah SWT, juga menjelaskan tentang
pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan
memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman. Menanamkan sikap toleransi
terhadap pengikut agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab Allah, maka
umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai
dengan apa yang dijelaskan dalam Al qur’an dan hadist.
E. Sikap Mencintai Al Qur’an sebagai Kitab
Allah SWT.
Apabila
seorang muslim mencintai Al qur’an, maka tandanya ia senang membawanya, sering
membacanya, mempelajari, dan mengamalkan isinya, bahkan jika ada orang lain
menghinanya, ia siap membela demi kemuliaan Al qur’an. Dari uraian diatas, maka
dapat di simpulkan bahwa sikap mencintai Al qur’an adalah sebagai berikut.
0 komentar:
Posting Komentar